A B C D E F G H I J K L M N O P Q R S T U V W X Y Z

Recently Lyrics Updated

malam tlah larut semakin dingin dan aku pun pamit lambai jemari lembut senyummu mengantar langkah kaki tuk pergi aku hanya berdiri dan aku masih gak bisa pergi bagaimana ku melangkah sedang matamu meminta tetap di sini padahal langit yang gelap ku harus pulang tingkah laku mu, kisah hidup mu sampai besok atau lusah kita kan bertemu aku bisa cepat kembali cobalah tidur dan bawa mimpi saat kita bersama sepanjang malam ini dan semuanya tak kan brakhir malam tlah larut semakin dingin dan aku pun pamit beratnya hati walau ku harus mengucapkan selamat malam aku hanya berdiri dan aku masih nggak bisa pergi
waktu pertama, aku berlutut di hadapanmu ada rasa kagum terpesona sampai terbawa kini setelah besar ku tau arti ke kagumanku bukan karena puji dan tradisi tapi karena namamu tuhan tolong genggam tanganku walau sedetik saja dan bila nantinya terlepas ku pasti datang mencari tuhan tolong genggam tanganku walau sedetik saja dan bila nantinya terlepas kupasti datang mencari maafkan bila ada yang salah atas tindakan ucapanku slama jalani hidup di sini ku hanya mahluk kecilmu maafkanlah andai ku dapat lankahkan kaki sesuai jalanmu kuserahkan semua sisa hidup ada dalam genggammu tuhan tolong genggam tanganku walau sedetik saja dan bila nantinya terlepas ku pasti datang mencari tuhan tolong genggam tanganku walau sedetik saja dan bila nantinya terlepas ku pasti datang mencari dan bila nantinya terlepas ku pasti datang mencari
Bisa siang bisa malam Orang jahat keliaran Dari teri sampe kakap Juga yang pake otak Maling Sekali maling ya tetep maling Garong Masih sodara ama maling Waktu kecil bawa buku Penghapus sama pensil Udah gede bawa pistol Senapan dan geranat Teror Emang enak kalau diteror Mampus Lama-lama kita yang mampus Tuan penjahat, apa maumu? Kok tega-teganya nyakitin kita-kita Tuan penolong, bawa pistol dong Lindungi kita dong Jangan bengong dong Banyak iblis, banyak setan Tapi ngakunya orang Di jalanan, di kantoran Atau di perumahan Tipu Dari lahir bakatnya nipu Hasut Biar kita pada pakepuk Tuan penjahat, apa maumu? Kok tega-teganya nyakitin kita-kita Tuan penolong, bawa pistol dong Lindungi kita dong Jangan bengong dong Tuan penjahat, apa maumu? Kok tega-teganya nyakitin kita-kita Tuan penolong, bawa pistol dong Lindungi kita dong Jangan bengong dong Tuan penolong, bawa pistol dong Lindungi kita dong Jangan bengong dong
Mataku sakit, kuping rawing, nonton TVku Kau masih harus terulang Berita tentang alat perang lagi Mataku sakit, kuping rawing, baca kommenmu Tentang mesin pemusnahnya Dan bayangkan kita yang diserang Sekali pijit kotaku pasti musnah, kita mati Aku punya janji hidup di dunia Bukan ngurus hal kosong untuk mati konyol Aku punya mimpi datang saatnya Senjata akan musnah Mataku sakit, hati sakit, baca koranku Kau masih harus terulang Cerita usang, berita perang lagi Sekali pijit kotaku pasti musnah, kita mati Aku punya janji hidup di dunia Bukan ngurus hal kosong untuk mati konyol Aku punya mimpi datang saatnya Senjata akan musnah Aku punya doa untuk pembuatnya Semoga dia tertembak
Waktu pertama aku bertemu Semua pacarku Ada rasa kagum terpesona Sampai terbawa mimpi Setelah dekat kutahu arti Kekagumanku Bukan pada wajah dan senyummu Tapi pada ng... ng... ng... Tuhan, tolong cuci otakku Dari pikiran cabul Dan bila nanti fresh kembali Kujanji enggak ngeres lagi Tuhan, tolong cuci otakku Dari pikiran cabul Dan bila nanti fresh kembali Kujanji enggak ngeres lagi Maafkan Tina, maafkan Leni Gomenne Keyko, juga Retno I'm sorry Suzanne, hampura Euis 'Ku hanya ngincer tubuhmu Maafkanlah Andai kudapat pacar yang baru Dan baik hati Kututup lehernya sampai kaki Pake kardusnya kulkas Tuhan, tolong cuci otakku Dari pikiran cabul Dan bila nanti fresh kembali Kujanji enggak ngeres lagi Tuhan, tolong cuci otakku Dari pikiran cabul Dan bila nanti fresh kembali Kujanji enggak ngeres lagi Tapi bila enggak fresh juga Terpaksa 'ku cabul lagi
Lembut telapak tanganmu Manis senyummu Mengawali perkenalan kita Rona merah pipimu Saat ku sapa Dan perlahan kau sebut namamu Masih belum terlepas Tangan kita malahan semakin erat Aku diam kaupun diam Biarlah begitu Ku lelaki biasa Bisa juga menerka Ada yang hadir Lewat jemarimu Aku lelaki biadab Kalau tak mau berterus terang Bahwa ku jatuh hati kepadamu Biar panas atau keram Lenganmu tetap dalam genggamku Tak mau pergi dan berlalu hari ini Nanti kubangun dulu Percaya diri Sampai saat bicara padamu Masih belum terlepas Tangan kita malahan semakin erat Aku diam kaupun diam Biarlah begitu Ku lelaki biasa Bisa juga menerka Ada yang hadir Lewat jemarimu Aku lelaki biadab Kalau tak mau berterus terang Bahwa ku jatuh hati kepadamu Biar panas atau keram Lenganmu tetap dalam genggamku Tak mau pergi dan berlalu hari ini Aku lelaki biadab Kalau tak mau berterus terang Bahwa ku jatuh hati kepadamu